selamat datang semua

dirikuu

Foto saya
depok, jawa barat, Indonesia
Gue yaa gue ! Hidup itu dijalanin aja apa adanyaaa karena dengan hidup yng apa ada nyaa akan membuat dirikita nyaman !

Selasa, 07 Januari 2014

KEHIDUPAN ANAK MUDA MASA KINI !!

Realita kehidupan emang udah banyak yang nyimpang dalam masyarakat. Mulai dari pergaulan, pemikiran, dan tingkah laku. Semuanya udah mulai berubah 180 derajat. Kita ambil contoh dan flash back ke tahun 80-an (padahal lum lair aku) katanya ibu dari nenek zaman itu pegangan tangan lawan jenis aja udah wah. (itu katanya, aku sich lum tau kebenarannya). 
Seperti yang telah kita ketahui dalam realitas kehidupan sekarang ini, tidak sedikit orang-orang yang mengeluh atu menyesal karena tidak memanfaatka kesempatan dengan baik. Ketika masih muda, kuat, sehat, banyak kesempatan, mereka melepasakan begitu saja hari-harinya untuk bermalas-malasan. padahal waktu untuk belajar dan beramal sholeh sangat terbuka lebar. Setelah beranjak tua, kondisi mulai lemah, sakit-sakitan, mereka menyesal karena bekal untuk menghadapi pengadilan allah swt. sangat minim.
Belajar dari pengalaman tersebut maka sebagai pelajar sekaligus remaja muslim mulai sekarang harus pandai-pandai memanfaatkan waktu untuk aktifitas-aktifitas positif yang di benarkan dalam islam. Menghabiskan waktu untuk melaksanakan sesuatu yang berpaedah atau maslahat, misalnya selalu meningkatakan kualitas peribadatan, belajar atau menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh, dan meningkatkan amal sholeh.
Hindarkan diri dari aktifitas-aktifitas yang tidak menghasilkan faedah sedikit pun terutama aktifitas kesenangan sesaat yang di larang oleh syariat islam. Kesenangan tersebut biasanya bersifat pemborosan atau mengarah kepada kemaksiatan. Contoh kegiatan yang bersifat pemborosan antara lain bermain game, Play Station, Bilyart, dan sebagainya. Sdang kesengan yang mengarah kepada kemaksiatan misalnya bermain di tempat-tempat kenakalan remaja atau nongkrong-nongkrong di terminal sampai melupakan waktu ibadah. 

SUMBER :

KENAKALAN REMAJA 

Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi. Definisi kenakalan remaja menurut para ahli

* Kartono, ilmuwan sosiologi
Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang".

* Santrock
"Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal."


Sejak kapan masalah kenakalan remaja mulai disoroti?
Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat.

Jenis-jenis kenakalan remaja

* Penyalahgunaan narkoba


* Seks bebas

* Tawuran antara pelajar



Penyebab terjadinya kenakalan remaja

Perilaku 'nakal' remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Faktor internal:

1. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.

2. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.


Faktor eksternal:

1. Keluarga
Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2. Teman sebaya yang kurang baik
3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.


Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja:

1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Contoh Kenakalan Remaja.  Remaja adalah usia yang dipenuhi dengan semangat yang sangat tinggi tetapi adakalanya semangat tersebut mengarah ke yang bersifat negatif sehingga sering disebut dengan kenakalan remaja. Ada banyak contoh kenakalan remaja terutama saat ini dimana kenakalan remaja tersebut sangat banyak di pengaruhi oleh faktor - faktor eksternal

Apakah itu kenakalan remaja ? Oleh beberapa ahli Kenakalan remaja (juvenile delinquency) didefenisikan sebagai suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anak-anak dan dewasa.

Sedangkan Menurut Paul Moedikdo,SH kenakalan remaja  adalah : 
1. Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya. 
2. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
3. Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.

Faktor-faktor penyebab kenakalan remaja.
- Reaksi frustasi diri
- Gangguan berpikir dan intelegensia pada diri remaja
- Kurangnya kasih sayang orang tua / keluarga
- Kurangnya pengawasan dari orang tua
- Dampak negatif dari perkembangan teknologi modern
- Dasar-dasar agama yang kurang.
- Tidak adanya media penyalur bakat/hobi
- Masalah yang dipendam
- Broken home
- Pengaruh kawan sepermainan
- Relasi yang salah
- Lingkungan tempat tinggal
- Informasi dan tehnologi yang negatif
- Pergaulan

Dan masih banyak faktor yang lainnya sebagai penyebab kenakalan remaja masa kini

Berikut ini adalah beberapa contoh atau Jenis - jenis Kenakalan remaja yang sering timbul belakangan ini :

 Contoh kenakalan remaja 1 : Membolos sekolah


- Contoh kenakalan remaja 2 : Melawan orang tua dan guru
- Contoh kenakalan remaja 3 : Malas beribadah
- Contoh kenakalan remaja 4 : Berbohong kepada semua orang
- Contoh kenakalan remaja 5 : Merusak fasilitas umum
- Contoh kenakalan remaja 6 : Tawuran
- Contoh kenakalan remaja 7 : Suka Terlambat
- Contoh kenakalan remaja 8 : berkelahi dengan teman
- Contoh kenakalan remaja 9 : Nonton majalah atau video porno
- Contoh kenakalan remaja 10 : Main game berlebihan

kuliah itu penting

WHY ??????


Mario Teguh vs  Bob Sadino, Seberapa Penting Kuliah (berpendidikan)?


Bob Sadino: “Mau kaya? berhentilah sekolah atau berhentilah kuliah sekarang juga, and start action, karena ilmu di lapangan lebih penting daripada ilmu di sekolahan atau kuliahan.”


Mario Teguh: “Berhati-hatilah dengan orang yang membanggakan keberhasilannya walaupun dia berpendidikan rendah. Itu tidak boleh dijadikan dalil. Pendidikan itu penting. Buktinya, dengan pendidikan yang sedikit saja, dia bisa berhasil, apalagi jika dia terdidik dengan lebih baik. Bukankah kita dianjurkan untuk menuntut ilmu sampai ke negeri Cina? Dengan ilmu, segala sesuatu bisa mencapai kualitas tertingginya.”

Anda sepakat dengan siapa???

Pastinya ada yang sepakat dengan si pengusaha (Bob Sadino) juga ada yang sepakat dengan si Motivator (Mario Teguh). Kedua pendapat ini menjadi acuan dalam tulisan ini mengingat ke dua orang ini dianggab  orang dalam kategori berhasil dan keduanya memiliki profesi yang berbeda. Tapi dalam konteks ini kita tidak sedang membahas kiprah mereka, tetapi lebih kepada mengkaji pendapat mereka tentang Pendidikan dan hubungannya dengan Keberhasilan.
Berpendidikan tinggi selalu diidentikan dengan berhasil dan ukurannya adalah status sosial yang hebat dan salah satunya indikatornya adalah materi yg cukup atau bahkan materi yang lebih dari ukuran pendapatan orang-orang pada umumnya. Namun sering sekali terjadi hal yang sebaliknya, justru orang yang gagal di bangku sekolahan (kuliah)  malahan berhasil dalam status sosial dan berlimpah secara materi , seperti layaknya Bill Gate dan Pendiri FaceBook, dan banyak juga di Indonesia orang-orang seperti ini, yang berhasil tanpa selesai kuliahnya ataupun tidak sempat mengenyam pendidikan yang tinggi.
Ketika kesuksesan dapat di raih tanpa kuliah, untuk apalagi sebenarnya kuliah (berpendidikan)?. Mari sejenak kita defenisikan apa itu pendidikan. Menurut wikipedia, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Lebih filosofis lagi Pendidikan adalah Untuk Memerdekakan Manusia (Ki Hadjar Dewantara) maupun  Pendidikan adalah Untuk Memanusiakan Manusia (Driyarkara).
Defenisi pendidikan diatas, secara khusus oleh kedua tokoh pendidikan tersebut, secara tegas menyatakan pendidikan itu tidak mengajarkan anak didik bagaimana mencari kekayaan materi secara baik dan benar tetapi lebih kepada mengajari sang anak didik secara SADAR untuk berguna bagi dirinya dan orang lain bila perlu berguna bagi bangsa dan dunia. Sederhannya pendidikan menjadi alat untuk membentuk karakter anak didik. Perlu kita sadari untuk menjadi terdidik itu tidaklah harus melalui jenjang pendidikan formal , bisa juga melalui jalur non formal, sama halnya ketika memperdebatkan mana duluan Teori atau Praktek, pilihannya tergantung persepsi individu yang akan memutuskan sesuai kebutuhan (cita-cita) dan pengalaman , seorang ilmuwan cenderung berteori dulu sementara seorang pekerja lapangan cenderung Praktek aja langsung layaknya seorang pengusaha  dan kedua-duanya berpotensi untuk Berhasil dan juga  Gagal.
Atas kondisi diatas alangkah lebih berhasilnya seseorang bila ia mampu memadukan antara Teori dan Praktek. Hal ini menegaskan bahkan mengenyam pendidikan di sekolah formal masih perlu, disisi lain sekolah formal dapat menjadi tempat membentuk Karakter anak didik, sesuai identitas ke-Indonesiaan, sehingga nantinya ia tidak menjadi ilmuwan yang anti Tuhan maupun Pengusaha “Hitam”, apalagi menjadi  menjadi Penindas baru atas jabatan yang akan di embannya.
Sudahkah penyelenggara pendidikan Formal kita menjadi tempat bagi pembentukan karakter anak didik, saya pastikan belum saudara-saudara, lihat bagaimana filosis pendidikan kita Tak Tentu Arahnya, tergantung angin BARAT berhembus kemana, kesitulah sistem pendidikan kita Membebek, ganti menteri ganti kebijakan, ironisnya ijazah ASPAL masih banyak yang berseliweran kesana-kesini menawarkan dagangannya kepada pejabat-pejabat yang doyan tradisi feodal, yaitu Gelar kesarjanaan. Uniknya gelar kesarjanaan kemudian menjadi tameng dan topeng bahwa ia adalah seorang yang terdidik
Mungkin sebentar lagi nasib lulusan SMK sama saja dengan lulusan SMU. Ketika lulusan Perguruan Tinggi (PT) yang sering disebut Pengangguran Terdidik melanda negeri ini, lulusan SMU ogah masuk PT, untuk apa?? Toh selain biaya kuliah mahal, ntar juga pengangguran, kata si Melki anak tetangga sebelah. Banyaknya penganguran lulusan PT membuat mendiknas periode 2004-2009 gembar-gembor di TV biar lulusan SLTP masuk SMK saja. Namun apabila hasil-hasil kreativitas anak-nak SMK tidak tersalurkan, satu dekade berikutnya  itu sama saja dengan lulusan SMU, akhirnya karya-karya SMK akan  stagnan karena diterpa gerombolan produk-produk china, orang kemudian rame-rame kuliah tanpa arah, otomatis tingkat pengangguran semakin membengkak. Lihat bagaimana mobil ESEMKA rakitan anak didiknya pak JOKO Wi di Solo, negara setengah hati mengurusnya. Hal ini melengkapi  , bahwa arah pendidikan nasional kita belum menemukan rohnya dan para pengambil kebijakan  masih kebingungan, atau mungkin juga sengaja bingung, demi kepentingan golongannya.
Bila akhirnya institusi-institusi pendidikan gagal mencetak anak didik yang berkarakter, cerdas, berahlak mulia dan berpihak terhadap kepentingan masyarakat. Maka selama itu juga, pendidikan formal akan menjadi bahan yang empuk untuk diperdebatkan oleh para Pengusaha dan Motivator. Padahal pendidikan melalui jalur Formal itu sangat penting, untuk generasi yang akan membela peradaban bangsa ini dikemudian hari.
Kalau begitu profesi yang Hebat dan mulia itu adalah  menjadi Pengusaha dan Motivator dong??Tidak harus, sebab menjadi berguna itu tidak harus apalagi wajib menjadi Pengusaha maupun  Motivator. Bahkan bila negara mampu mensejahterakan rakyatnya melalui diferensiasi kerja maka Pengusaha tidak menjadi pilihan tunggal untuk keluar dari kesulitan ekonomi. Apalagi Motivator, jikalau institusi mampu mencetak anak didik yang cerdas, maka dia tidak butuh para MOTIVATOR.